Friday 18 November 2011

Aku Hanya Umar


Sebelum disapa sinar iman
Kau bagaikan singa yang mengganas
Membunuh anak perempuanmu
Tanpa rasa belas dan kasihan
Dipandu hati sekeras batu
Jahiliah yang menyesatkan

Bila nur Al-Quran menusuk ke jiwa
Lunturlah segala keangkuhanmu
Berubah dan beralih arahmu
Terbentur segala kekejaman
Menjadi wira miskin nestapa
Membela yang tak berupaya

Tidurmu di rimbunan tamar
Tenangmu tiada tercalar
Berbantal lengan tanpa pengawal
Berselimut embun keimanan

Di malam yang hening
Meratap menyesali diri
Pada dosa kealpaan
Dibasuh dengan airmata
Memohon keampunan Tuhan

Engkau khalifah berjiwa hamba
Mentadbir tanpa singgahsana
Menghina diri di hadapan Allah
Kemuliaan diri manusia

Mulia hidup bersulam taqwa
Mulia matimu kau syuhada
Pergi rohmu ke alam tinggi
Terbang menuju ke syurgawi

Aku hanya seorang Umar
Kemuliaanku kerana Islam
Semua ke syurga kecuali dia
Ku bimbangi dialah diriku

Hati sekeras batu
Menjadi selembut air
Jadi teman kebenaran
Jadi musuh pada kebatilan

Lagu : Putra Aiman (Hijjaz Records)
Lirik : Pahrol Md. Juoi (Genta Rasa) &
Alif Lam Ra (Gurindam Entertainment)
Susunan Muzik : Firdaus
Penerbit : Munif Ahmad
Hakcipta : Hijjaz Records Sdn. Bhd.

SESUNGGUHNYA

Sebenarnya hati ini cinta kepada Mu
Sebenarnya diri ini rindu kepada Mu
Tapi aku tidak mengerti
Mengapa cinta masih tak hadir
Tapi aku tidak mengerti
Mengapa rindu belum berbunga
Sesungguhnya walau ku kutip
Semua permata di dasar lautan
Sesungguhnya walau ku siram
Dengan air hujan dari tujuh langit Mu
Namun cinta tak kan hadir
Namun rindu tak akan berbunga

Ku cuba menghulurkan
Sebuah hadiah kepada Mu
Tapi mungkin kerana isinya
Tidak sempurna tiada seri
Ku cuba menyiramnya
Agar tumbuh dan berbunga
Tapi mungkin kerana airnya
Tidak sesegar telaga kauthar

Sesungguhnya walau ku kutip
Semua permata di dasar lautan
Sesungguhnya walau ku siram
Dengan air hujan dari tujuh langit Mu
Namun cinta tak kan hadir
Namun rindu tak akan berbunga
Jika tidak mengharap rahmat Mu
Jika tidak menagih simpati
Pada Mu ya Allah

Tuhan hadiahkanlah kasih Mu kepadaku
Tuhan kurniakanlah rinduku kepada Mu
Moga ku tahu syukur ku hanyalah milik Mu

 RAIHAN- SESUNGGUHNYA

Wednesday 16 November 2011

tHe EnD

Alhamdulillah, the examination is over for this semester..This is my first and last exam after 1 1/2 year studying in this course..
Talking about examination, it becomes a nightmare for me because all the papers are really difficult..I hope I will pass all the paper that i've taken.

Here i would list the most difficult paper to the easiest one:
1----> English studies.
2---->Language development.( i don't have enough time to answer the question..so i leave 2 question which  carry 4 marks..hehe)
3---->Social studies
4---->Language description( this is the easiest paper because i study this subject early. in addition, my friend really help me..she explain vividly to me of the certain topics that i did not understand,,thanks sis..i really appreciate your help and support)

Sunday 13 November 2011

DOSA YANG LEBIH BESAR DARI BERZINA

 Pada suatu senja yang lengang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-hayang. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahawa ia berada dalam dukacita yang mencekam.

Tudung kepalanya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya tanpa hias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang telah meroyak hidupnya.
Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s. Diketuknya pintu perlahan-lahan sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus menunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya." "Apakah dosamu wahai wanita ayu?" Tanya Nabi Musa a.s. terkejut. "Saya takut mengatakannya." Jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" Desak Nabi Musa.

Maka perempuan itupun secara ketakutan bercerita, "Saya... telah berzina". Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun...lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya... cekik lehernya sampai... mati," ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya. Mata Nabi Musa pun berapi-api. Dengan muka berang ia mengherdik, "Perempuan celaka, pergi kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku kerana perbuatanmu. Pergi!"... teriak Nabi Musa sambil memalingkan muka kerana jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia menangis terangguk-angguk dan keluar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus ke mana lagi hendak mengadu. Bahkan dia tak tahu ke manakah kakinya untuk melangkah. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya.

Sepeninggalannya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?" Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita penzina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang hina itu?" "Ada!" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa yang kian keliru. "Orang yang meninggalkan solat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar daripada seribu kali berzina".

Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusyuk untuk memohonkan keampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa menyedari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahawa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Bererti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedangkan orang yang bertaubat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh bererti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahawa Allah itu ada, di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mahu menerima kedatangannya.

Dalam hadis Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan solat lebih besar dosanya dibandingkan dengan orang yang membakar 70 buah Al-Quran, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Kaabah. Dalam hadis yang lain disebutkan bahawa orang yang meninggalkan solat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah lapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari di akhirat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia.

Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita penzina dan dua hadis Nabi, mudah-mudahan menjadi pengajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban solat dengan istiqomah (berterusan).


  SOURCE: LayarMinda

Friday 11 November 2011

(^-^)

Ketika insan lain hampir tidak percaya dengan dirimu,
memandang serong kepadamu,
meletakkan dirimu bagai tidak berharga,
seolah2 dunia ini gelap dan gelita,
tiada tempat untuk meluah,
pintu dunia seakan terkunci untk mnceritakan segala resah dan kekecewaan yg bersarang di jiwa...

Maka saat itu,tadahlah tanganmu yg basah bersama kemurnian wudhu' dan airmata keinsafan. Allah pasti hadir dekat dgn jiwamu untk mndengar segala isi hatimu yg luka pedih.

Saat hati berkata " INGIN ", namun ALLAH berkata " TUNGGU ".
Saat AIR MATA ingin menitis, namun ALLAH berkata " TERSENYUMLAH ".
Saat segalanya terasa " MEMBOSANKAN ", namun ALLAH berkata " TERUSLAH MELANGKAH ".
Source ---->
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.206214229400660.52865.100000362535936&type=3#!/photo.php?fbid=291769414178474&set=a.206214229400660.52865.100000362535936&type=3&theater